Kamis, 28 November 2013

Motivasi Berprestasi

‘Motivasi’ dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah dorongan diri melakukan tindakan untuk tujuan tertentu. ‘Prestasi’, hasil yang telah dicapai dengan optimal. Oleh karena itu bisa disimpulkan dorongan diri melakukan tindakan untuk tujuan tertentu dalam mencapai hasil yang optimal.

Bagaimana sih cara kita menumbuhkan motivasi belajar? Beberapa hal yang dapat mempengaruhi dan menumbuhkan motivasi, di antaranya dengan mempunyai SiM-A, bukan surat izin mengemudi lho, tapi... Sikap positif, Menghargai diri, Ambisi, dan Tekad.

(1). Sikap Positif
Sikap dan perkataan positif begitu besarnya memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Begitu juga dengan belajar, tumbuhkan sikap positif pada diri kita untuk dapat berprestasi di sekolah. Bahwa dengan belajar kita ingin berhasil mencapai cita-cita yang kita inginkan, membahagiakan kedua orang tua, dan semua tujuan mulia yang dapat membangkitkan motivasi kita untuk mencapainya.

(2). Menghargai Diri
Orang yang menghargai dirinya sendiri, akan membuatnya termotivasi untuk melakukan sesuatu, karena ia yakin pada potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Tapi, kalau kamu nggak ‘pede’, kamu menjadi tidak yakindengan kemampuan dan keberadaan diri sendiri. Padahal, masing-masing dari kita memiliki bakat dan kemampuan yang luar biasa.

(3). Ambisi dan Tekad
Ambisi dan tekad sangat erat hubungannya dengan motivasi. Perbedaannya sering sulit untuk dijelaskan. Kadangkala kita menanggapi secara negatif orang yang punya ambisi besar. Ambisi perlu dimiliki kalau kita ingin sukses, tapi caranya jangan main sikut aja, dalam arti nggak jujur. Inilah yang sering dikomentari negatif. Tekad sebenarnya mirip dengan ambisi. Dengan tekad akan memperlancar ambisi mencapai sukses. Malahan tekad sering berperan lebih besar ketimbang intelektual kita.

Nah, di bawah ini ada beberapa cerita yang bisa menumbuhkan motivasi dengan menggunakan SiM-A...

Pada suatu saat kamu sedang berada di tepi kolam. Di kedua tanganmu terdapat dua batu kerikil. Di tangan kiri terdapat batu yang tercemar, sehingga kalau kamu melemparkannya ke kolam, maka airnya akan tercemar bahkan sampai generasi mendatang.

Di tangan kanan kamu ada batu pembersih, sehingga kalau kamu melemparkannya ke kolam, maka airnya akan menjadi bersih bahkan sampai beberapa generasi mendatang. Nah, sekarang batu mana yang akan kamu lemparkan?

Ibaratkan batu kerikil sebagai kata-kata yang kita gunakan. Sedangkan air, kita ibaratkan sebagai orang-orang di dalam kehidupan kita. Kalau kita memilih kata-kata yang negatif, maka kata-kata itu tidak hanya akan memcemari pikiran kita dan menghancurkan motivasi kita sendiri, tetapi juga motivasi orang lain, bahkan motivasi beberapa generasi berikutnya.

Sebaliknya, kalau kita memilih kata-kata yang positif, maka kita akan dapat membersihkan pikiran negatif, mendukung, dan memotivasi diri kita maupun orang lain.

Coba deh kita lihat anak kecil atau bayi yang sedang belajar berjalan. Orang tuanya bersorak ngedorong untuk berjalan, mereka bertepuk tangan, memberi kata-kata yang menyemangati. Mereka tidak menunggu dengan bertopang dagu sampai jatuh dan akhirnya memaki “hati-hati dong!”. Wah, kalau seperti itu terbayang deh kita bakalan menangis karena orang tua kita memaki seperti itu. Kenyataannya, orang tua kita malah memberikan dorongan yang positif agar kita dapat terus berjalan.
 
Nah, cerita lain yaitu pentingnya ambisi dan tekad. Ada seorang ilmuwan besar yang bertekad kuat bernama “Ibnu Hajar” (yang secara bahasa artinya adalah “anak batu”). Di masa mudanya ia adalah orang yang sulit belajar. Sampai usianya menjelang 40 tahun ia belum bisa baca tulis.

Di tengah keputusasaannya, ia memperhatikan batu yang keras ternyata berlubang karena tetesan air yang jatuh terus menerus di atas batu tersebut.

Ia lalu bertanya pada dirinya, kalau batu yang sekeras itu bisa kalah dengan tetesan air yang lunak, apakah saya tidak sanggup belajar? Kalau saya belajar sedikit demi sedikit tetapi terus menerus, tentunya otaknya ini dapat ditembus juga seperti batu itu. Dari sinilah timbul tekad “Saya tidak boleh kalah dengan batu. Saya harus bisa”. Akhirnya ia menjadi salah seorang ilmuwan terkemuka dan bergelar “Ibnu Hajar” (anaknya batu).

Ambisi dan tekad untuk mencapai sukses merupakan fakta yang sangat menentukan dalam proses belajar. Dengan begitu juga berarti tidak ada kata terlambat untuk mencapai prestasi. Kalau di sekolah selama ini selalu menjadi murid yang rankingnya tidak memuaskan alias paling belakang, maka kamu belum terlambat untuk memperbaikinya, dangan ambisi dan tekad untuk mencapai yang lebih baik.

Bagaimana, teman-teman sudah siap menumbuhkan motivasi diri?

Sumber : Buku AMPUH Menjadi Cerdas Tanpa Batas

0 komentar:

Posting Komentar