MENGUMANDANGKAN
azan berarti mengajak kebaikan. Jika shalat merupakan kebaikan yang paling
tinggi, maka azan merupakan ajakan yang paling baik. Oleh karena itu,
Rasulullah SAW menjanjikan pahala baginya dengan diampuni dosanya sepanjang
jangkauan suaranya. Selain itu, orang yang gemar azan, di akhirat kelak
lehernya akan menjadi lebih panjang di atas rata-rata sehingga dengan itu
mereka akan dikenal. Seluruh makhluk yang pernah mendengar azannya akan
bersaksi di akhirat kelak, baik manusia, binatang, maupun benda mati.
Kiranya, untuk
mengetahui keutamaan orang yang suka melakukan azan (muazin), cukuplah kita
membaca firman Allah SWT, Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal shalih .... (Q.S. Fushshilat [41] : (33). Di antara
orang yang menyeru kepada mengingat Allah adalah orang yang mengumandangkan
azan, karena ia memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba dan mengajak
orang-orang untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Ketauhilah!
Orang yang mengajak pada kebaikan akan mendapatkan pahala sebagaimana orang
yang mengajak pada kejahatan yang akan mendapatkan dosa. Orang yang mengajak
pada kebaikan, pahalanya seperti orang yang melakukan kebaikan itu secara
langsung. Orang yang mengajak pada kejahatan pun, dosanya seperti dosa orang
yang melakukan kejahatan itu secara langsung. Begitulah sabda Rasulullah SAW.
Bayangkan!
Kalau jumlah orang yang mendengar azan lalu datang ke masjid itu mencapai
seratus orang, berapa besar pahala yang akan diterima orang yang azan itu? Itu yang
harus kita perhatikan. Tidak layak kita mengira bahwa orang yang suka azan itu
orang yang statusnya sekelas pesuruh. Padahal, ia adalah orang yang setiap saat
menebarkan kebaikan dan menunaikan kebaikan.
Masih adakah
kesempatan mengajak kebaikan (shalat) bagi orang yang tidak berkesempatan
mengumandangkan azan? Kalau kita sedang bercanda dengan teman-teman, lalu
tiba-tiba terdengar azan, ajaklah teman-teman untuk melaksanakan shalat jamaah
di masjid. Ali bin Abu Thalib ketika perjalanan menuju masjid menjelang shubuh,
dia membangunkan orang-orang sepanjang jalan yang dilaluinya dengan mengucapkan
“ash-shalah! ash-shalah!” agar mereka
dapat melaksanakan shalat jamaah shubuh di masjid.
Rasulullah SAW
bersabda, ”Seandainya orang-orang
mengetahui pahala azan lalu mereka harus antri menunggu giliran untuk
melakukannya, niscaya mereka akan menunggu giliran itu. Maka, hendaknya di
masjid-masjid ditetapkan muazin tetap dan imam tetap agar rutinitas azan tidak
terganggu dan shalat jamaahnya tidak terputus.”
Ada yang punya pendapat lain?
Sumber : Buku Mutiara Shalat Berjamaah.
0 komentar:
Posting Komentar