Minggu, 24 November 2013

Pahala Muadzin

MENGUMANDANGKAN azan berarti mengajak kebaikan. Jika shalat merupakan kebaikan yang paling tinggi, maka azan merupakan ajakan yang paling baik. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menjanjikan pahala baginya dengan diampuni dosanya sepanjang jangkauan suaranya. Selain itu, orang yang gemar azan, di akhirat kelak lehernya akan menjadi lebih panjang di atas rata-rata sehingga dengan itu mereka akan dikenal. Seluruh makhluk yang pernah mendengar azannya akan bersaksi di akhirat kelak, baik manusia, binatang, maupun benda mati.
Kiranya, untuk mengetahui keutamaan orang yang suka melakukan azan (muazin), cukuplah kita membaca firman Allah SWT, Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih .... (Q.S. Fushshilat [41] : (33). Di antara orang yang menyeru kepada mengingat Allah adalah orang yang mengumandangkan azan, karena ia memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba dan mengajak orang-orang untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Ketauhilah! Orang yang mengajak pada kebaikan akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang mengajak pada kejahatan yang akan mendapatkan dosa. Orang yang mengajak pada kebaikan, pahalanya seperti orang yang melakukan kebaikan itu secara langsung. Orang yang mengajak pada kejahatan pun, dosanya seperti dosa orang yang melakukan kejahatan itu secara langsung. Begitulah sabda Rasulullah SAW.

Bayangkan! Kalau jumlah orang yang mendengar azan lalu datang ke masjid itu mencapai seratus orang, berapa besar pahala yang akan diterima orang yang azan itu? Itu yang harus kita perhatikan. Tidak layak kita mengira bahwa orang yang suka azan itu orang yang statusnya sekelas pesuruh. Padahal, ia adalah orang yang setiap saat menebarkan kebaikan dan menunaikan kebaikan.
Masih adakah kesempatan mengajak kebaikan (shalat) bagi orang yang tidak berkesempatan mengumandangkan azan? Kalau kita sedang bercanda dengan teman-teman, lalu tiba-tiba terdengar azan, ajaklah teman-teman untuk melaksanakan shalat jamaah di masjid. Ali bin Abu Thalib ketika perjalanan menuju masjid menjelang shubuh, dia membangunkan orang-orang sepanjang jalan yang dilaluinya dengan mengucapkan “ash-shalah! ash-shalah!” agar mereka dapat melaksanakan shalat jamaah shubuh di masjid.

Rasulullah SAW bersabda, ”Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan lalu mereka harus antri menunggu giliran untuk melakukannya, niscaya mereka akan menunggu giliran itu. Maka, hendaknya di masjid-masjid ditetapkan muazin tetap dan imam tetap agar rutinitas azan tidak terganggu dan shalat jamaahnya tidak terputus.”
Ada yang punya pendapat lain?

Sumber : Buku Mutiara Shalat Berjamaah.

0 komentar:

Posting Komentar